English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Kamis, 18 November 2010

Beranikah Indonesia?

Kekerasan terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) terjadi lagi. Sumiati binti Salan Mustapa, yang bekerja pada sebuah keluarga di Madinah, mengalami luka bekas gunting di bagian mulutnya. Kini, dia mendapat perawatan khusus di Rumah Sakit Madina setelah mengalami rangkaian kekerasan oleh majikannya.

Majikan harus diproses hukum dan dihukum berat, tindaklanjut itu tidak bisa diserahkan pada Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia atau Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia yang memfasilitasi keberangkatan Sumiati.

Kita harus meminta semua pihak terkait menindaklanjuti serius kerjasama BNP2TKI, Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Luar Negeri, dengan dipimpin kepala negara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Harus ada pernyataan politik kepala negara, sebagaimana Filipina, ketika ada korban, pemimpin tertinggi bereaksi,"
�Presiden harus maju membela warga negaranya yang terancam sebagai pemenuhan amanat konstitusi untuk melindungi warga negara. "Menyangkut hak asasi warga negara, kepala negara harus melakukan lobi politik. Majikan harus ada proses hukum."

Presiden, pernah merespons bagus dalam kasus Siti Hajar, TKI yang mengalami penyiksaan bertahun-tahun di Malaysia.

Menurut dia, Presiden harus mendesak pemerintah Arab Saudi menyelesaikan masalah tersebut. Kalau tidak didesak ada kecenderungan Arab melindungi warga negaranya.
Harus ada desakan konkret, kepala negara ada respons. Ini otomatis harus dilakukan jangan berhenti pada momen politik tertentu.
Setelah itu, pemerintah juga harus mendampingi Sumiati hingga proses hukum selesai. Sebab, selama ini pemerintah hanya fokus pada pemulangan korban ke tanah air. "Pendampingan hukumnya harus sampai proses hukum selesai, agar ada efek jera bagi pelaku dan tidak terulang, agar jangan terjadi kasus serupa di masa datang,"�

Kepolisian di Madinah, Arab Saudi, belum menahan majikan yang diduga telah menyiksa pembantunya asal Indonesia. Padahal laporan atas tindak kejahatan itu sudah dilayangkan ke polisi sejak lebih dari seminggu.

Demikian ungkap seorang staf Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Arab Saudi, seperti yang dikutip oleh laman media Arab News, Kamis 18 November 2010. Didi Wahyudi, kepala gugus tugas layanan dan perlindungan WNI dari KJRI Jeddah mengatakan bahwa polisi setempat belum mengambil tindakan atas penganiaya Sumiati binti Salan Mustapa.

"Kepolisian Madinah sampai sejauh ini belum menahan majikan asal Saudi, meski laporan sudah dilayangan ke kantor polisi Faisaliah pada 10 November lalu," kaya Wahyudi seperti dikutip Arab News.

Sumiati sejak 8 November lalu tengah dirawat di Rumah Sakit King Fahd di Madinah. Perempuan berusia 23 tahun itu harus menjalani tindakan khusus, termasuk operasi atas sejumlah organ tubuh yang sudah rusak karena diduga dianiaya oleh majikannya.

Wahyudi mengungkapkan kepada media Saudi itu bahwa berita penganiayaan yang diderita Sumiati telah mendapat perhatian besar dari media massa di Indonesia. "Presiden Yudhoyono sendiri telah menginstruksikan Kementrian Luar Negeri Indonesia untuk menangani masalah ini secara serius dan mengirim misi diplomatik, termasuk pejabat kesehatan, ke Madinah," kata Wahyudi.

Dia menilai polisi setempat tampaknya tidak mau segera bertindak hingga usai libur Idul Adha. "Saya ingin hukum segera ditegakkan," kata Wahyudi.

Setiap tahun, lebih dari 80.000 pembantu rumah tangga asal Indonesia datang ke Arab Saudi untuk bekerja. Kini, sekitar satu juta warga Indonesia bekerja di Saudi, tiga perempat di antara mereka adalah perempuan.

Kementerian Luar Negeri akan membantu keluarga Sumiati untuk datang ke Arab Saudi agar dapat memberikan dukungan moril terhadap Sumiati, yang telah mendapat perlakukan sadis dari majikannya.

Menteri Pemberdayaan Perempuan Linda Gumelar, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Tenaga Kerja Muhaimin Iskandar, dan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Setianingsih, akan bertolak ke Arab Saudi untuk menangani masalah itu.

Penanganan TKI bermasalah menjadi agenda pembahasan utama dalam Rapat Koordinasi yang digelar bersama Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).

"Koordinasi rutin ini penting untuk terus memonitor TKI Bermasalah. BNP2TKI akan mengambil peran lebih besar dalam perlindungan TKI. Kita tidak ingin terus-menerus mengulang kasus-kasus seperti Saudari Winfaida," ujar Menakertrans Muhaimin Iskandar dalam keterangannya di Jakarta, Senin 27 September 2010.

Penanganan kasus TKI Bermasalah terus menjadi sorotan akhir-akhir ini setelah ada beberapa kasus kekerasan yang menimpa TKI di luar negeri. Rakor juga menyoroti secara khusus deportasi TKI tak berdokumen dari Malaysia yang terjadi setiap minggu.

"Koordinasi terpadu akan kami jalankan untuk menangani dan mengatasi TKI Bermasalah. Khusus mengenai TKI tak berdokumen, kita sedang mempertimbangkan kebijakan redokumentasi," tambah pria yang kerap disapa Cak Imin ini.

Selain itu, rakor juga mencermati pembenahan sistem penempatan dan perlindungan TKI. BNP2TKI yang memiliki tanggungjawab ini menjelaskan bahwa sistem yang sudah ada akan disempurnakan.

"Kita sudah memiliki contoh layanan satu atap di NTB yang berjalan dengan baik. Kita akan menerapkannya di daerah lain seperti Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera Utara. Dengan sistem seperti itu, TKI Bermasalah akan dapat ditekan," kata Kepala BNP2TKI Mohammad Jumhur Hidayat.

Senin, 19 Juli 2010

Kartini bukan pejuang emansipasi

Tangal 21 April bagi wanita Indonesia adalah hari yang khusus untuk memperingati perjuangan RA Kartini. Tapi, sayangnya peringatan tersebut sarat dengan simbol-simbol yang berlawanan dengan nilai yang diperjuangkan Kartini (misalnya, penampilan perempuan berkebaya atau bersanggul, lomba masak, dan sebagainya yang merupakan simbol domestikisasi perempuan).

Suara emansipasi pun terasa lebih kuat pada bulan April karena Kartini dianggap sebagai pahlawan emansipasi wanita. Terlepas dari keterlibatan RA Kartini sebagai pejuang dalam pemberdayaan perempuan di Indonesia emansipasi sebenarnya diilhami dari gerakan feminisme di Barat. Pada abad ke-19 muncul benih-benih yang dikenal dengan feminisme yang kemudian terhimpun dalam wadah Women's Liberation (Gerakan Pembebasan Wanita). Gerakan yang berpusat di Amerika Serikat ini berupaya memperoleh kesamaan hak serta menghendaki adanya kemandirian dan kebebasan bagi perempuan.

Pada tahun 1960 isu feminisme berkembang di AS. Tujuannya adalah menyadarkan kaum wanita bahwa pekerjaan yang dilakukan di sektor domestik (rumah tangga) merupakan hal yang tidak produktif. Kemunculan isu ini karena diilhami oleh buku karya Betty Freidan berjudul The Feminine Mystique (1963). Freidan mengatakan bahwa peran tradisional wanita sebagai ibu rumah tangga adalah faktor utama penyebab wanita tidak berkembang kepribadiannya. Ide virus peradaban ini kemudian terus menginfeksi tubuh masyarakat dan 'getol' diperjuangkan oleh orang-orang feminis.

Dalam perjuangannya orang-orang feminis seringkali menuduh Islam sebagai penghambat tercapainya kesetaraan dan kemajuan kaum perempuan. Hal ini dilakukan baik secara terang-terangan maupun 'malu-malu'. Tuduhan-tuduhan 'miring' yang sering dilontarkan antara lain peran domestik perempuan yang menempatkan perempuan sebagai ibu dan pengatur rumah tangga dianggap sebagai peran rendahan. Busana muslimah yang seharusnya digunakan untuk menutup aurat dengan memakai jilbab (QS Al-Ahzab: 59) dan kerudung (QS An-Nur: 31) dianggap mengungkung kebebasan berekspresi kaum perempuan.

Lalu benarkah RA Kartini dalam sejarahnya merupakan pahlawan emansipasi sebagaimana yang diklaim oleh para pengusung ide feminis?

Andai Kartini Masih Hidup

Dalam buku Kartini yang fenomenal berjudul Door Duisternis Tot Licht atau Habis Gelap Terbitlah Terang, RA Kartini saat itu menuliskan kegelisahan hatinya menyaksikan wanita Jawa yang terkungkung adat sedemikian rupa. Tujuan utama beliau menginginkan hak pendidikan untuk kaum wanita sama dengan laki-laki. Tidak lebih. Ia begitu prihatin dengan budaya adat yang mengungkung kebebasan wanita untuk menuntut ilmu.

Kartini memiliki cita-cita yang luhur pada saat itu yaitu mengubah masyarakat. Khususnya kaum perempuan yang tidak memperoleh hak pendidikan. Juga untuk melepaskan diri dari hukum yang tidak adil dan paham-paham materialisme untuk kemudian beralih ke keadaan ketika kaum perempuan mendapatkan akses untuk mendapatkan hak dan dalam menjalankan kewajibannya. Ini sebagaimana terlihat dalam tulisan Kartini kepada Prof Anton dan Nyonya pada 4 oktober 1902 yang isinya,

"Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak perempuan, bukan sekali-kali, karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya, tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya; menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama."

Menurut Kartini ilmu yang diperoleh para wanita melalui pendidikan ini sebagai bekal mendidik anak-anak kelak agar menjadi generasi berkualitas. Bukankah anak yang dibesarkan dari ibu yang berpendidikan akan sangat berbeda kualitasnya dengan mereka yang dibesarkan secara asal? Inilah yang berusaha diperjuangkan Kartini saat itu.

Dalam buku tersebut Kartini adalah sosok yang berani menentang adat-istiadat yang kuat di lingkungannya. Dia menganggap setiap manusia sederajat sehingga tidak seharusnya adat-istiadat membedakan berdasarkan asal-usul keturunannya. Memang, pada awalnya Kartini begitu mengagungkan kehidupan liberal di Eropa yang tidak dibatasi tradisi sebagaimana di Jawa. Namun, setelah sedikit mengenal Islam. Pemikiran Kartini pun berubah, yakni ingin menjadikan Islam sebagai landasan dalam pemikirannya. Kita dapat menyimak pada komentar kartini ketika bertanya pada gurunya, Kyai Sholeh bin Umar, seorang ulama besar dari Darat Semarang, sebagai berikut:

"Kyai, selama kehidupanku baru kali inilah aku sempat mengerti makna dan arti surat pertama dan induk Al Quran yang isinya begitu indah menggetarkan sanubariku. Maka bukan bualan rasa syukur hatiku kepada Allah. Namun, aku heran tak habis-habisnya, mengapa para ulama saat ini melarang keras penerjemahan dan penafsiran Al Quran dalam Bahasa Jawa? Bukankah Al Quran itu justru kitab pimpinan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?".

Demikian juga dalam surat Kartini kepada Ny Van Kol, 21 Juli 1902 yang isinya memuat, "Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai."

Selain itu Kartini mengkritik peradaban masyarakat Eropa dan menyebutnya sebagai kehidupan yang tidak layak disebut sebagai peradaban. Bahkan ia sangat membenci Barat. Hal ini diindikasikan dari surat Kartini kepada Abendanon, 27 Oktober 1902 yang isinya berbunyi, "Sudah lewat masamu, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, apakah Ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah Ibu menyangkal bahwa di balik sesuatu yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut peradaban?"

Selanjutnya di tahun-tahun terakhir sebelum wafat ia menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang bergolak di dalam pemikirannya. Ia mencoba mendalami ajaran yang dianutnya, yaitu Islam. Pada saat Kartini mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya dan mengkaji isi Al Quran melalui terjemahan bahasa Jawa, Kartini terinspirasi dengan firman Allah SWT (yang artinya), " ... mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman) (QS Al Baqarah [2]: 257)," yang diistilahkan Armyn Pane dalam tulisannya dengan, "Habis Gelap Terbitlah Terang".

Demikianlah, Kartini adalah sosok yang mengajak setiap perempuan memegang teguh ajaran agamanya dan meninggalkan ide kebebasan yang menjauhkan perempuan dari fitrahnya. Beberapa surat Kartini di atas setidaknya menunjukan bahwa Kartini berjuang dalam kerangka mengubah keadaan perempuan pada saat itu agar dapat mendapatkan haknya. Di antaranya menuntut pendidikan dan pengajaran untuk kaum perempuan yang juga merupakan kewajibannya dalam Islam. Bukan berjuang menuntut kesetaraan (emansipasi) antara perempuan dan pria sebagaimana yang diklaim oleh para pengusung ide feminis.

Kini jelas apa yang diperjuangkan aktivis jender dengan mendorong perempuan meraih kebebasan dan meninggalkan rumah tangganya bukanlah perjuangan Kartini. Sejarah Kartini telah disalahgunakan sesuai dengan kepentingan mereka. Kaum Muslim telah dijauhkan dari Islam dengan dalih kebebasan, keadilan, dan kesetaraan jender.

Refleksi perjuangan Kartini saat ini sangat disayangkan karena banyak disalahartikan oleh wanita-wanita Indonesia dan telah dimanfaatkan oleh pejuang-pejuang feminisme untuk menipu para wanita. Agar mereka beranggapan bahwa perjuangan feminisme memiliki akar di negerinya sendiri yaitu perjuangan Kartini. Mereka berusaha menyaingi laki-laki dalam berbagai hal yang kadangkala sampai di luar batas kodrat sebagai wanita.

Tanpa disadari wanita-wanita Indonesia telah diarahkan kepada perjuangan feminisme dengan membawa ide-ide sistem kapitalisme yang pada akhirnya merendahkan, menghinakan derajat wanita itu sendiri. Sebagai contoh tidak sedikit perempuan lebih rela meninggalkan suami dan anaknya untuk menjadi TKW, misalnya, meskipun nyawa taruhannya. Ribuan kasus kekerasan terhadap mereka terjadi.

Mereka disiksa oleh majikan hingga pulang dalam keadaan cacat badan. Bahkan, di antaranya ada yang akhirnya menemui ajal di negeri orang. Sebagaimana yang dialami derita seorang TKW asal Palu, Susanti (24 tahun), yang kini tak bisa lagi berjalan karena disiksa majikannya. Sementara itu di Kabupaten Cianjur Jawa Barat kasus trafficking dan KDRT tercatat 548 kasus. Tidak sedikit dari mereka menjadi korban dan dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial (PSK).

Fakta-fakta tersebut setidaknya memberikan gambaran kepada kita bahwa sistem kapitalisme telah gagal dalam memuliakan wanita. Karena itu upaya meneladani perjuangkan Kartini seharusnya bukanlah kembali pada ide-ide feminis dengan membawa ide kapitalisme yang absurd melainkan kembali pada sistem syariah Islam yang dalam rentang masa kepemimpinannya selama 13 Abad mampu memposisikan wanita pada kedudukannya yang teramat mulia. Maka wajar bila desas desus diskriminasi perempuan ketika diterapkan syariah Islam secara kaffah tidak pernah terdengar.

Sekarang sudah saatnya baik laki-laki dan perempuan berjuang untuk menerapkan sistem syariah Islam secara kaffah sebagai wujud ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Karena hanya dengan sistem syariah Islam saja wanita dimuliakan. Karena itu saatnya habis gelap terbitlah Islam dengan syariah dan khilafah.

Masquarade.Cover Up


Apa sih yang selalu kita sebut "normal" itu?


I love you


Why Indonesian always had a big obssesion about pornography?


Jumat, 29 Januari 2010

Firmal Idol – Kehilangan


Ku coba ungkap tabir ini

Kisah antara kau dan aku

Terpisahkan oleh ruang dan waktu

Menyudutkanmu meninggalkanku


Ku merasa tlah kehilangan

Cintamu yang tlah lama hilang

Kau pergi jauh karena salahku

Yang tak pernah menganggap kamu ada


*

Asmara memisahkan kita

Mengingatkanku pada dirimu

Gelora mengingatkanku

Bahwa cintamu tlah merasuk jantungku


Reff:

Sejujurnya ku tak bisa

Hidup tanpa ada kamu aku gila

Seandainya kamu bisa

Mengulang kembali lagi cinta kita


Takkan ku sia-siakan kamu lagi


Back to *, Reff:


Sejujurnya ku tak bisa

Hidup tanpa ada kamu aku gila


Takkan ku sia-siakan kamu lagi.. (2x)



Lirik lagu Firmal Idol – Kehilangan ini dipersembahkan oleh LirikLaguIndonesia.Net. Kunjungi DownloadLaguIndonesia.Net untuk download MP3 Firmal Idol – Kehilangan.

KONSPIRASI KLENIK

Bulan Muharam adalah bulan yang mulia dan merupakan bulan yang mengawali tahun Hijriyah. Wong Jowo bilang bulan Suro,gara-gara lidah ndesonya yang tidak mampu melafalkan istilah Arab dengan benar. Dinamai Suro karena di bulan Muharam ada satu hari yang bersejarah yakni tanggal 10 Muharam. Tanggal kesepuluh dalam bahasa Arab dinamai Asyuro. Maka untuk menandai bulan ini Wong Jowo menamainya dengan sasi (bulan) Suro.
Biasanya suasana pergantian tahun selalu diwarnai dengan suasana kemeriahan dan gegap gempita penuh harap. Tapi tidak begitu rupanya dengan pergantian tahun Hijriyah ini. Yang ada adalah suasana penuh keangkeran,wingit,mencekam dan beraroma klenik yang sangat kental,terutama untuk wong Jowo.
Tahun baru Hijriyah ini selalu diwarnai dengan mitos seputar Nyi Roro Kidul,Danyang Ratu Pantai Selatan. Lantas bermunculanlah pamali-pamali yang menggelikan sekaligus tidak masuk akal,tapi di pegang erat-erat oleh khalayak ramai yang konon cerdas,bagaikan empat balon yang belum meletus dalam lagu Balonku Ada Lima.
Di Solo,tahun baru Hijriyah diwarnai dengan Parade Thawaf Kebo Bule Kyai Slamet,yang telah ditunggu-tunggu oleh fans beratnya dari kalangan manusia yang histeris untuk minta tanda tangan rebutan tahinya yang konon ampuh untuk mengusir malapetaka dan penyakit termasuk flu manuk. Saya jadi heran.....kenapa yang namanya bule itu selalu mesti dipuji-puji lho...Dari orangnya,pemikirannya,budaya,tingkah lakunya bahkan kebonya pun selalu menjadi pujaan dan dielu-elukan bak berhala. Weitsss......benar-benar bule mania....
Di satu daerah di Wonogiri,ada satu goa yang yang saat malam satu Suro selalu dijejali ribuan orang buat ngalap berkah di goa yang katanya wingit itu. Di Gunung Lawu puluhan ribu manusia juga meramaikan lereng Gunung Lawu untuk ngalap berkah di satu sendang yang ada disana. Wah...sudahlah...pokoknya yang namanya demit,jin iprit,setan alas kobar,danyang,tuyul,banaspati dan segala mahluk-mahluk alien dari negeri klenik,malam itu berpesta pora merayakan malam tahun baru Islam yang dipuja-puji oleh kaum muslimin yang katanya bertauhid hanya menyembah Allah Yang Maha Esa.
Kok bisa begitu ya? Apa yang salah dengan ajaran Tauhid? Ada beberapa gelintir manusia yang pernah mengutarakan teori konspirasi. Konon ada pihak-pihak yang berusaha menglenikan semua unsur yang bernuansa islami,sehingga nantinya kelak Islam identik dengan dunia perdemitan yang nggak jelas banget itu. Misalnya ritual memulasarakan jenazah dikaitkan dengan pocong,maka dibuatlah mitos-mitos tentang hantu pocong untuk mendiskreditkan tata cara perawatan jenazah tersebut. Oalaaaaah plizzzz deh.....
Yang jelas memang ajaran Islam yang memerintahkan umatnya untuk beriman pada hal-hal ghaib telah diselewengkan. Benihnya ya dari orang Islam itu sendiri,unsur diluar Islam hanya menyuburkannya saja. Ghaib dipahami sebagai klenik....ini jelas ngawur,ngaco...klenik itu tahayul,tahayul itu khayal,khayal itu fiktif,fiktif itu bukan fakta.....tak pantas diyakini. Sementara hal ghaib yang harus diyakini itu riil,nyata dan keberadaannya pasti. Masyarakat bahkan tidak tahu dan tidak mampu membedakan mana yang fiktif dan mana yang nyata-nyata ada.
Satu lagi contoh penglenikan yang menggelikan adalah mitos malam Jum’at. Jum’at adalah Sayidul Ayyam,rajanya hari,hari ibadahnya orang Islam. Lah kok hari istimewa seperti itu,hari baik malah dikait-kaitkan dan diwarnai dengan cerita-cerita yang tidak jelas. Herannya umat Islam menelan bulat-bulat cerita itu tanpa dicerna terlebih dulu,seakan ya begitulah keadaan yang sebenarnya.
Kebodohan yang termasuk jahil murokab itu seringkali malah didukung dengan kata-kata “Itulah tradisi adiluhung yang pantas dilestarikan,karena merupakan warisan dari nenek moyang yang harus dijaga karena sangat berharga.”
Di era kapitalisme seperti saat ini, tradisi klenik merupakan aset,bisa meraup banyak dollar. Mka dibangkitkanlah kejahilan-kejahilan yang sudah terpendam,dimunculkan ke permukaan demi menarik doku dari saku-saku turis nudis yang royal dengan dollar. Dengan bangganya si anak pribumi berkata,”Inilah tradisi luhur kami Mister.....”
Disaat si Mister Bule itu terbangun dari dunianya yang gelap,bangsa ini malah kembali terlelap ke dunia masa lalu yang penuh dengan intrik klenik. Si Bule sudah asyik mengelus-ngelus kepala rudal nuklirnya,si pribumu masih saja asyik mengelus-ngelus dan njamasi keris pusaka Kyai Gemblung,dimandiin lagi...duuuuh Gusti Allah....Si Bule sibuk menjelajah ruang angkasa,si pribumi masih asyik ngoprek-ngoprek kuburan,nyuri kain kafan,makan daging mayit,maling iket pocong,dan lain sebagainya.......
Yang lebih parah lagi,saat Si Bule sudah bersatu dalam Uni Bule,si klenik malah pecah dalam ratusan sekte,mazhab,aliran dan perguruan,menunggu-nunggu datangnya Sang Ratu Adil.Titisan Bung Karno,Satrio Piningit,Titisan Nyi Blorong sambil komat-kamit berharap keadaan bisa berubah lebih baik,lebih terang,dengan duduk-duduk menunggu kehadiran mereka.
Klenik selalu menyedihkan dan membodohi. Kebodohan adalah mangsa bagi Si Pintar. Selama umat Islam masih berkutat dengan klenik berkedok iman pada hal ghaib ini,maka mereka hanya akan menjadi santapan bagi pemangsanya. Ini sudah diramalkan oleh Kanjeng Nabi Rasulullah Muhamad SAW.
Keyakinan harus didasari oleh sesuatu yang nyata dan mayakinkan bukan sesuatu yang spekulatif. Jika dalam keyakinan masih ada “boleh jadi begini....siapa tahu begitu....” maka itu bukanlah sesuatu yang dinamai keyakinan,melainkan prasangka. Prasangka alias dzhon,tak bermanfaat dan mendukung kebenaran sedikit pun....
Kita harus mampu menyadari bahwa hal ini terjadi karena pengaruh dari keyakinan lain selain Islam sebagai proses yang terjadi selama masa asimilasi masuknya Islam ke negeri ini...


Mikaela131209
SANG AHLI TAKDIR
Saat ini marak iklan-iklan di televisi yang menawarkan perbaikan nasib lewat sms online dari dukun dan paranormal ternama di negeri ini. Hampir semuanya menawarkan mencari kabar dari masa depan. Bagi anda-anda yang masih single,baik berstatus sebagai pejantan tangguh, bujang lapuk,duren(duda keren),dublag(duda hampir ndeblag alias sudah uzur),perawan ting-tong,janda kembang ataupun janda kembung,nasib perjodohan maupun hidup anda bukanlah hal harus anda ketahui sekarang. Nasib anda sudah dibangun dan dipersiapkan oleh anda sendiri. Saat anda disodori mutiple choice-ketika anda memilih satu dari sekian banyak pilihan yang disodorkan-anda tentunya memilih dengan sadar dan merdeka.
Tidak ada seorangpun yang memaksa anda minum es mambo saat ada pilihan lain seperti es doger,es teler,es puter maupun es dung-dung. Anda sendiri yang dengan sadar memilih es mambo tersebut. Tidak ada seorangpun yang memaksa anda menzinai si denok atau mau menikahinya secara sah,karena saat menentukan pilihan itu tak ada seorangpun yang menghipnotis anda,dan anda memilihnya dengan penuh kesadaran.
“Lho...lantas bagaimana dengan pengertian bahwa jodoh itu ditangan Tuhan?” tanya seorang single fighter dengan rasa penasaran yang tinggi. Jawabannya mudah. Jawabannya ada di pertanyaan saya berikut:”apa sih yang tidak berada dalam genggaman Tuhan?” Semuanya berada dalam genggaman Tuhan. Tidak hanya perjodohan Bro...! Bahkan,ledakan supernova yang jauhnya jutaan tahun cahaya dari galaksi Bimasakti,yang meledak saat anda terlelap tidur pun ada di tangan Tuhan, juga gol-nya Maradona....
Saya tidak habis pikir ada pasangan selebritis dimana si perempuannya tidak becus mengurus suami dan anak,lalu diceraikan oleh suaminya,si perempuan masih saja bilang.....
“Yah...mau bagaimana lagi....memang bukan jodoh saya. Tuhan belum menghendaki perjodohan kami langgeng....”
Lho...kok menyalahkan Tuhan? Sekaligus mengkambinghitamkan perjodohan. Jelas-jelas dia dicerai karena kelakuan dia yang tidak becus mengurus suami dan anaknya,kok yang disalahkan malah Tuhan.
Ada lagi jenis suami yang yang senang mendatangi diskotek,lalu kalau pulang ke rumahnya kepalanya masihn gedheg-gedheg,alias geleng-geleng kepala karena pengaruh narkoba,kalau ditanya istrinya,selalu menggeleng....
“Mas,makan ya...?” dijawab dengan geleng-geleng kepala.
“Mas,pijitin ya...?” masih juga dijawab dengan geleng-geleng kepala.
Lha...andai saya bertemu dengan suami yang seperti ini,saya akan bertanya,”Mas,saya jotosin ga marah kan?” dijawab dengan gelengan...Plaaaaak...mantap...
“Mas,saya lempar batu bata ga akan marah kan?” dijawab dengan geleng-geleng lagi...Bluuuugh!!! gyahahahaha....hebat...
Lain lagi dengan si miskin yang mengkambinghitamkan takdir. Dari pagi buta sampai senja yang dilakukannya hanya ngrokok,mainan burung peliharaan ala kere ayem.... Kalau dinasehati jawabannya seperti sudah menjadi default system yang tidak bisa diubah,standar sekali: “Rezeki itu di tangan Tuhan. Kalau jatah di Lauful Mahfudz sana Cuma seiprit,ya percuma juga bekerja keras...toh dapetnya juga Cuma sedikit. Tapi kalau memang jatahnya gede,meski saya nyatai seperti ini tetep aja bisa kaya raya.” Dan dia tidak kaya-kaya setelah memegang prinsip selama hampir setengah abad.
Tak ada yang salah dengan kata-kata yang mereka gunakan dalam mencari pembenaran itu. Yang salah adalah mereka hanya memahaminya separuh saja. Dalam ajaran yang utuh,benar diakui bahwa takdir ada yang mengatur. Mengatur disini bukan berarti diskenario sekehendak hati secara random bin acak adut. Tapi diatur dengan tertib yang baku dan ketat. Maka Allah selalu menggunakan kata-kata :”Barangsiapa begini,maka akan begini......barangsiapa begitu maka akan begitu...”
Sementara otaknya si miskin ahli takdir dan rombongannya itu inginnya seperti ini:”Barangsiapa begitu...maka tidak begitu,barangsiapa begini....maka tidak begini..”
Beberapa kali saya mendapat jawaban dari mbah-mbah yang sudah bau tanah untuk sadar dan mau nglakoni ibadah,”Oalaaah mba...lha kalau saya dapet hidayah dan sudah takdirnya kan saya akan berangkat sendiri ke mesjid...mba ga usah repot-repot ngajak saya...”
Tapi herannya saat mereka haus,bingung cari minum. Dan kalau laper bingung cani makan. Kok nggak diem aja di tempat,nunggu takdir yang menentukan kalau waktunya kenyang kan pasti kenyang.... Mengapa begitu ya??? BBM naik marah.....dipukul ngebales....dihina tersinggung... Harusnya kan diterima saja kan sudah takdirnya. Dasar tidak fair.....!!!!
Yang banyak dilupakan orang model si miskin ahli takdir itu dan si”jodoh ditangan Tuhan” itu adalah bahwa Allah menyuruh kita banyak beramal. Gak usah mikir takdir ,itu hal rumit yang sudah ditangani dengan sempurna oleh Allah. Tak perlu khawatir Allah akan lalai atau lupa dan dholim dalam mengatur takdir kita. Allah tidak seperti itu. Jadi beramal,bekerja dan berbuatlah. Karena beramal,bekerja,dan berbuat itu adalah perintah Allah dan Nabi-Nya. Jangan merisaukan hasil. Karena yang diminta adalah proses. Kita tidak dimintai tanggung jawab atas hasil. Seluruh perintah dan larangan Allah adalah berkenaan dengan proses. Keberhasilan adalah kemauan untuk menjalani proses dengan benar.



Mikaela141209
SUKARELA ATAU DUKARELA?

Suatu ketika,saya mengurus surat kehilangan tas dan dompet ke kantor polisi terdekat,setelah dimintai keterangan dan lain sebagainya saya diminta untuk menandatangani surat pernyataan tersebut.
Oknum : “Suratnya sudah selesai Mba,tinggal ditandatangani.”
Ego : “Oooo...sudah ya Pa..?” “Biaya administrasinya berapa Pa?”
Oknum : “Terserah...sukarela ko...kan sudah ada dana anggaran dari
pemerintah.”
Begitu diomongi sukarela dan ada dana anggaran dari pemerintah saya langsung berpikir berarti saya tidak perlu mengeluarkan uang sedikitpun..
Tiba-tiba ada pengusaha Tionghoa menjalani proses yang sama sperti yang saya jalani,dia juga menanyakan pertanyaan yang sama seperti yang saya tanyakan tadi,dan si pengusaha itu memberikan uang sebanyak Rp.50.000,-
Oknum :” Wah...kok Cuma 50 rb sih???”
Pengusaha:” Lha sebenarnya berapa sih Pa? Katanya sukarela?”
Oknum :”Ya minimal 100 rebu lah.............”
Ego :”Berarti saya juga sama dong Pa?”
Oknum :”Ya iyalahhhhhhhhhhhhh.....”
Dasar oknum!!!! Judulnya saja sukarela,tapi akhirnya diambilah biaya siluman itu dengan dukarela. Huh...sudah kehilangan di palak pula oleh preman berseragam. Sedih sekali rasanya.
Sebenernya kasian juga itu oknum. Sudah makan duit gak jelas,tetep aja ga sugeh-sugeh amat1. Malah jadi keliatan mlarat ngempet2. Kasian anak istrinya dirumah. Diempani3 duit sukarela yang diambil dengan penuh dukarela.
Parahnya lagi hal itu sudah merata di semua lini borokrasi... ups...birokrasi. Padahal oknum itu kalau mau sedikit paham bahwa kebutuhan manusia itu dikit ko...yang banyak itu keinginannya. Kalau bicara kebutuhan manusia itu kan luas tubuhnya gak sampai 10 meter persegi,kain yang dibutuhkan juga Cuma sedikit untuk menutup area segitu, volume lambung dan ususnya juga ga sampai 2 kubik.
Orang yang tidak bisa membedakan mana yang kebutuhan dan mana yang keinginan berpotensi menjadi pemangsa kaum yang lemah....
Na’udzubillah min dzalik.....

1 gak kaya-kaya amat.
2mlarat ngempet:sangat melarat
3dinafkahi

Mikaela301209

SAMBARAN UAP BENSIN

harganya gak pernah pas “dikantong”karena harganya yang selalu naik terus,anda pasti menemukan tulisan “Dilarang Merokok”atau “No Smoking”. Buat Greg yang jebolan luar negeri,tulisan it Jika anda pergi ke pom bensin yang katanya”Pasti Pas” tapi u jelas dipahami, tapi,untuk Kang Emod yang bahkan gak jebol SD karena otaknya yang jebol duluan itu,tulisan tersebut susah dimengerti.
“Lha iya tho Bang .... masak udud di Pom Bengsin aja dilarang. Itu kan hak asasi kita buat nyedot nikotin sepuasnya. Ya terserah kita dong....?” demikian kata Kang Emod pada Greg..
“Hak asasi gundulmu mlocot....!” sergah Greg. “Dah jelas kelakuan kamu itu bisa membahayakan banyak jiwa..Kalau yang melayang itu hanya jiwamu yang digrogoti nikotinmu itu ya gak masalah. Tapi kalau menyangkut keselamatan orang banyak,hanya karena melayani nafsu ududmu yang kliwat-kliwat itu,ya tentu saja ga bisa dibiarkan...”
“Halah Bang...apa sudah jelas ada data statistiknya yang akurat bahwa kalau udud di Pom Bengsin itu pasti bisa menyebabkan kebakaran?””Kan ga ada korelasi positip antara kebakaran dan udud”ujar Kang Emod mengelak
“Woooo...dasar bocah gemblung. Apa kamu harus nunggu dulu ada data bajhwa 8 Pom Bengsin jeblug gara-gara ududmu? Kalau paru-parumu yang jeblug sih syukur alhamdulillah...!!!!!” bentak Greg.
Begitulah tipikal Kang Emod yang saat ini banyak berseliweran di negeri gemah ripah loh jinawi ini. Kalau Kang Emod yang lulusan SD itu mudah dipatahkan argumentasinya,bagaimana kalau ada Kang Emod yang titelnya S3,diomongin sampai berbusa juga tetap saja menbantah dengan mengajukan data –data statistik yang absurd.
Sebagaimana yang terjadi di negeri Embuhnesia,disaat sekumpulan pemuda mengundang artis nyakdut yang jogetannya pating plengkang. Si artis ga menyadari bahwa jogetannya itu ibarat puntung rokok yang masih menyala dan siap menyambar uap bengsin di sekitarnya. Begitu ada satu uap bengsin jeblug keslomot percikan api udud.si artis berubah heran dan gak nemu hubungan antara uap bengsin dengan percikan api yang dikirimnya, Tiba-tiba dia berubah seperti Kang Emod yang hanya jebolan kelas 3 SD.
Yang namanya uap bengsin,tentu saja gak keliatan,maka ga bisa diukur oleh statistiknya Kang Emod yang super canggih itu. Banyak orang yang ga memahami bahwa baik laki-laki maupun perempuan itu bisa berperan sebagai uap bengsin dan percikan api. Disaat ada ulama yang menasehati para wanita itu untuk menutup area uap bengsinnya agar terhindar dari amukan kantong sperma yang uapnya siap melanglang buana,malah dikata-katai.
“Hah...dasar otak Kyainya aja yang ngeres. Kalau udah ngeres ya susah mau diapa-apain,liat pepaya mateng aja kayak liat kantong ASI,liat pisang terbayang Mr.P,liat hamburger terbayang Mrs.V.......dasar ngeres..!!!!”
Mereka tidak menyadari bahwa yang namanya asosiasi itu susah mengaturnya,apalagi yang diumbar-umbar dan diplengkang-plengkang itu bener-bener Mrs.V dan kantong ASI. Mengumbar saluran seni atas nama seni...
Herannya, mau mengesahkan RUU Pornografi itu susahnya minta ampun. Tersandung oleh perdebatan mangenai definisi. Sedangkan UU Terorisme dengan mudahnya diundangkan,padahal definisi pornografi dan terorisme itu sama-sama gak jelasnya....sama tergantung dari sudut pandang orang yang memandang. Tapi UU Terorisme tidak melewati perdebatan panjang definisi untuk diterbitkan.
Sudah sedemikian takutnya orang melihat dan mendengar kata bom dan bahan peledak. Sedangkan bom kebejatan moral,bom kelahiran anak haram,bom perzinaan massal dan bom kehancuran mental bangsa tidak dianggap sebagai ancaman yang serius.......
Apa sebetulnya yang sedang terjadi di negeri ini???????????

PS: Buat yang merasa namanya dicatut
Dalam tulisan ini,saya hanya mampu
Bilang bahwa hal itu saya lakukan
dengan sengaja......
mikaela291209

KAN CUMA DIKIIIIIIIIIIIIIIIIIIIT

KAN CUMA DIKIT......!!!

Salah seorang kakak kelas di SMA pernah menuturkan pengalamannya saat diajar oleh guru galaknya. Waktu itu suasana kelas sedang hening. Namun tiba-tiba terdengar suara “thiiiiiiit.....”.Sebenarnya pelan,tapi karena hening ya kedengeran juga.
Sang guru mendadak murka. Dilacaklah bunyi tadi...akhirnya terungkap juga siapa pelaku peledakkan bom biologis itu. Dengan pucat ia menjawab tuduhan sang guru.....:
Guru : Kamu kentut ya......??!!
Murid : Ng...ng...nggak Pa....
Guru : Nggak usah bohong...ayo ngaku!!!! Kamu kentut kan????
Murid : Anu Pak...anu...nggak kok....
Guru : Lha...tadi itu apa...????
Murid : Kan...Cuma dikit Pak.....
Gubraaaaaaaaaak.............
Anak yang aneh. Meskipun sedikit...kan tetep aja kentut namanya. Itulah yang sering terjadi di masyarakat. Mengabaikan yang sedikit. Sampai seringkali dianggap ga ada.
Saya ingat salah satu teman saya yang pemabuk berat yang sudah mulai sadar,dia bilang sudah tidak pernah mabuk lagi,tapi sebagai gantinya ia menyeruput anggur cap Orang Tua...Saat ditegur ia bilang,”Halah....kadar alkoholnya kan Cuma sedikit,nggak akan memabukkan...” Sedikit dianggap tidak ada.
Demikian pula dengan pendapat salah seorang teman saya yang menjadi seorang satpam di diskotik,setiap hari ngumpul sama orang yang menjadi murid dari pendekar dewa mabok. Karena pakewuh,akhirnya nenggak juga walau Cuma satu sloki. Saat ditegur istrinya ia bilang “Hah...kan Cuma satu sloki,ga akan bikin mabuk kan ga papa...”
Urusan ini merembet ke segala arah. Saat saya berbicara tentang obat yang mengandung alkohol pada teman saya yang seorang dokter ia berkata,” Kan kadar alkoholnya kecil...ga papa kan??? Buat obat juga kan?” Padahal alkohol disitu perannya bukan untuk obat.
Hal ini juga merembet ke dunia perkorupsian. Saat korupsi Cuma kecil dianggap sepele. Wajar dan perlu,bahkan kalau diusut kesannya malah seperti kurang kerjaan. Sampai ada wacana buat memaafkan korupsi kalau cuma jutaan rupiah saja. Yang namanya korupsi itu kalau jumlahnya minimal satu milyar. Kalau cuma mengkorupsi kwitansi belanja kertas,beli komputer,mark up biaya operasional dan segala tetek bengeknya...itu cuma gurem. Gak pantes di urus. Lha memang rejeki pegawai rendahan itu ya dari situ. Dah gila semua...
Saat saya masuk kedalam lingkungan sebuah instansi pemerintahan di salah satu kabupaten di Jawa Tengah,kenyataan yang terjadi disana sungguh sangat menyesakkan dada,mark up biaya anggaran dimana-mana,kwitansi fiktif bermunculan,harga pemasangan canopi yang hanya berkisar 2-3 juta menjadi hampir dua kali lipat,setiap tahun anggaran baru mereka beramai-ramai mengganti komputer yang sebetulnya masih sangat bagus dengan keluaran terbaru,padahal hanya dipakai untuk mengetik berbagai dokumen..sementara komputer yang lama langsung pindah ke rumah para pegawai...halah...halah....
Belum lagi biaya untuk perjalanan dinas yang sebetulnya tidak diperlukan,ada study banding lah,kunjungan kerja lah....padahal semua itu hanya akal-akalan mereka yang ada di jalur birokrasi untuk menghabiskan dana anggaran karena untuk mereka apabila tahun anggaran berakhir tidak ada istilah”setor kembali”, jadi dana anggaran yang mereka dapat harus dihabiskan walau akhirnya harus sibuk mencari kwitansi palsu,cap stempel palsu..
Tidakkah mereka menyadari bahwa biaya untuk menyelenggarakan pemerintahan itu sangat mahal dan dibiayai oleh pajak masyarakat yang saat ini sudah merasa sangat kesusahan menanggung biaya hidup mereka sendiri? Kok malah mereka,aparat yang harusnya jadi pelayan masyarakat malah dibiayai oleh masyarakat yang sudak kembang kempis menahan kesusahan hidup...beli elektronik bayar pajak,beli makanan bayar pajak,pakai jalan bayar pajak,pakai listrik bayar pajak.
Seharusnya para birokrat itu malu,seragam yang mereka kenakan masyarakat yang belikan,mobil plat merah mereka masyarakat yang belikan bensin,tapi apa yang mereka lakukan? Mereka tetap istiqamah sabet sana sabet sini...korupsi kok berjama’ah.
Lha kalau yang kecil dibiarkan kan jadinya besar juga... Menyepelekan hal yang kecil awal dari kerusakan yang besar. Yang namanya orang kesandung itu kan karena barang kecil,kalau ada orang kesandung gardu ronda,itu namanya nubruk,bukan kesandung....

Mikaela191209
BISNIS BASAH BERBAU LENDIR

Berapa penghasilan pajak dari prostitusi seandainya dikenakan pajak? Ternyata besar sekali. “Bisnis birahi” yang makin hari makin menggila itu bisa meraup sedikitnya Rp 12 triliun. Kok bisa?
Industri apa yang tidak kenal kata resesi? Jawabnya :industri seks.
Sebenarnya disebut industri seks kok kayaknya kurang tepat karena secara hukum bisnis berbau lendir itu jelas-jelas ilegal. Tapi pada praktiknya sangat terlihat halal. Buktinya prostitusi ada dimana-mana,dari yang kelas bawah,kelas menengah,sampai kelas atas...dari kelas terminal,statsiun,tempat lokalisasi,motel kelas teri,panti pijat,sauna,salon,karaoke,sampai club. Saya lebih suka memakai istilah “wisata birahi” untuk memberikan gambaran tentang praktek rekreasi yang ditawarkan sejumlah tempat yang ujung-ujungnya bermuara pada transaksi seksual.
Bisnis “wisata birahi” tidak saja menjamur di tiap sudut kota besar seperti Jakarta....tapi bahkan dipojok-pojok kota besar lainnya seperti Surabaya,bandung,Semarang,Medan,Batam. Jakarta misalnya,punya kawasan Kramat Tunggak yang menjadi kawasan prostitusi kelas bawah. Surabaya sangat terkenal dengan kawasan Dolly-nya yang disinyalir menjadi tempat prostitusi terbesar di Asia Tenggara. Yogyakarta terkenal dengan Sarkem-nya alias Pasar Kembang. Semarang ada daerah Sunan Kuning. Bandung punya Saritem.Purwokerto punya Baturraden,dan di Solo ada kawasan Silir. Hampir di setiap kota,entah ditingkat kabupaten sampai propinsi,punya kawasan sendiri yang dikenal masyarakat umum sebagai tempat prostitusi.
Tempat-tempat lokalisasi seperti disebutkan diatas bisa dideteksi sebagai ajang prostitusi karena transaksi seksnya berlangsung sangat terang-terangan. Tempatnya jelas ada di mana,berapa jumlah PSK-nya,tarif yang dikenakan dan segala data lain tidak terlalu sulit untuk menghimpunnya.
Yang jadi persoalan adalah bisnis”wisata birahi” yang ada di kota-kota besar di tanah air yang pada prakteknya menggunakan kedok-kedok terselubung,misalnya panti pijat,motel,hotel,sauna,salon,klub,diskotek,dan lain sebagainya. Label yang dipakai memang tempat hiburan,tempat perawatan dan tempat kebugaran,tapi diam-diam menjadi tempat transaksi seks.
Dan dari data yang saya temukan di lapangan selama ini,ternyata wisata birahi secara tertutup ini jumlahnya malah lebih dahsyat dari tempat prostitusi yang terang-terangan seperti Dolly dan Kramat Tunggak.
Panti pijat di Jakarta misalnya,jumlahnya ada ratusan. Tapi yang praktek sebagai panti pijat betulan jumlahnya hanya sekitar 10-20% saja. Sisanya adalah panti pijat “langsung enak” yang menawarkan jasa kencan seks. Belum lagi praktek-praktek bisnis wisata birahi yang ditawarkan oleh karaoke,klub,sauna,diskotek,salon,motel,sampai hotel.
Kalau sejumlah tempat lokalisasi seperti Kramat Tunggak atau Pejompongan Indah di Jakarta rame-rame ditutup,disisi lain praktek-praktek hiburan dan transaksi seks di tempat-tempat hiburan semakin meningkat dan tumbuh subur. Berulang-ulang ditertibkan selalu saja muncul tempat-tempat baru. Maklum,bisnis basah yang berbau lendir ini tidak hanya menjadi mata pencaharian bagi orang-orang pelakunya saja melainkan sudah menjadi mata rantai yang panjang.
Saat saya terjun langsung mencari data ke daerah-daerah wisata birahi,saya mengkalkulasikan bahwa peredaran uang di bisnis seks di Indonesia jumlahnya mencapai angka US$ 3,3 miliar atau mencapai lebih dari 10 triliun. Angka ini paling tidak memperlihatkan peran industri seks setara dengan 2,4% bagi pembentukan Produk Domestik Bruto( PDB).
Dan data itu hanya menghitung dari pekerja seks di lokalisasi,belum lagi kalau kita menghitung pekerja seks yang tidak terdaftar dan tidak terdeteksi,terutama kalangan” Call girls” papan atas.
Dari data Direktorat Rehabilitasi Tuna Sosial Departemen Sosial tahun 1997,menyebutkan di seluruh Indonesia ada 72.724 wanita tuna susila yang terdaftar. Dari data itu diestimasikan yang tidak terdaftar adalh 1.5 kali dari yang terdaftar,dan itu adalah data 13 tahun yang lalu.
Mereka pun terbagi menjadi empat kelompok berdasarkan penghasilan dan fasilitas untuk para pekerjanya. Untuk para pekerja seks kelas bawah jumlahnya diperkirakan mencapai 125 ribu orang,mereka ini pekerja seks yang mangkal di lokalisasi semacam Kramat Tunggak dan Dolly. Fasilitas disana sangat minim,dan mereka kebanyakan melayani kebutuhan seks kelas bawah dengan biaya transaksi”short time” nya sekitar 30-75 ribu.
Sementara untuk pekerja seks kelas menengah jumlahnya diperkirakan sekitar 123 ribu dengan tarif yang lebih tinggi. Rata-rata mereka beroperasi di hotel-hotel kelas melati,panti pijat plus kelas menengah atau PSK yang biasa mangkal di sejumlah jalan besar di Jakarta seperti Bulungan,Taman Sari, Grogol,Lapangan Banteng dan Monas. Mereka biasanya memasang tarif sekitar 100-250 ribu.
Kelas ketiga,pekerja seks kelas atas diperkirakan ada sekitar 42 ribu,kelompok ini bisa mengantongi bayaran sekitar 800 ribu samapai 2-3 juta untuk sekali transaksi. Sementara untuk kalangan pekerja seks kelas tinggi yang masuk golongan PSK papan atas jumlahnya sangat sulit ditebak,bukannya apa-apa,mereka diatur secara cermat dan punya jaringan bisnis yang sangat rapi dan “undercover”. Mereka melayani kelompok masyarakat kelas elit sampai golongan pejabat dan pengusaha,biasanya mereka datang dari kalangan artis,bintang iklan,model,petugas asuransi,call girl piaraan,sekretaris,mahasiswi sampai pelajar SMU.
Modus transaksi yang paling sering digunakan adalah SDC (shopping date,dinner date dan check-in date).soal berapa harga patokan transaksi memang tidak ada patokan yang pasti tapi estimasi berada di atas angka 25 juta sampai jumlah yang tak terbatas nominalnya.
Dalam perhitungan matematika,apabila setiap pekerja seks itu mendapat pelanggan 40 orang setiap bulan,maka kurang lebih total uang yang didapat adalah Rp 1,246 triliun dalam sebulan!!! Tentu saja itu adalah jumlah yang sangat fantastis,apalagi bila jumlah itu dikorelasikan dengan perkembangan industri seks yang terus berkembang pesat. Bisa-bisa mencapai jumlah 2 kali lipat.
Indonesia tidak seperti Thailand yang melegalisasikan prostitusi. Di Thailand otomatis ada pajak yang dikenakan pada bisnis basah berbau lendir ini.... Data tahun 1986 saja seperti ditulis Thanh-Dam Truong menunjukan jumlah kedatangan wisatawan untuk menikmati wisata birahi di Thailand mencapai 2.818.092 orang dengan total pendapatan negara sebesar 37.321 juta Bath. Itu data tahun 1986...sekarang...? Pastinya jauh lebih besar lagi.
Karena Indonesia tidak melegalisasi praktek prostitusi,jelas tidak ada pajak yang dikenakan,lalu jumlah uang yang beredar yang sudah pasti sangat besar itu masuk kemana?

Sumber tulisan:
1. Terence T.Hull, Endang Sulisyaningsih & Gavin W. Jones,Pelacuran di indonesia:Sejarah dan Perkembangannya,diterbitkan oleh Pustaka Sinar
Harapan bekerja sama dengan Ford Foundation.
2. Tanh Dam Truong,Seks,Uang dan Kekuasaan,diter
bitkan oleh LP3S,Juni 1992


Mikaela060110